Hariansukabumi.com- Dalam kehidupan sosial bermasyarakat berbangsa dan bernegara serta beragama tidak lepas dari budaya dan tradisi yang mewarnai tatanan kehidupan.
Di tengah arus budaya luar yang sangat deras merasuki kehidupan masyarakat saat ini, ternyata di sebuah desa kecil di Kabupaten Sukabumi Nilai budaya dan tradisi tersebut masih sangat dipegang oleh masyarakat Desa Gunung Kramat Kecamatan Cisolok Kabupaten Sukabumi. Diketahui masyarakat desa tersebut sejak lama didapati selalu rutin mengadakan acara Tasyakuran ketika menjelang Bulan Suci Ramadhan tiba
Apalagi di bawah Kepemimpinan Kepala Desa Subaeta (Jaro Beta), Desa Gunung Kramat terus didorong menuju Desa Wisata yang berbudaya dengan menselaraskan nilai-nilai budaya dan religi menuju desa wisata yang berwawasan budaya dan nilai luhur bangsa
Pada tahun 2022 ini, Pemdes bersama masyarakat melaksanakan Tradisi Papajar (Merupakan kegiatan yang menjadi kebiasaan pada penghujung bulan Sya’ban) Sabtu 26 Maret 2022 di lapangan kantor Desa Gunung Kramat Kecamatan Cisolok Kabupaten Sukabumi, Jawa-Barat
“Ini Tasyakuran untuk menyambut Bulan Suci Ramadhan tahun 2022 ini, Sekaligus memperingati momentum Isro Mi’raj, yang harusnya Februari kemarin, kita satukan hari ini, yang terpenting adalah kita bisa meningkatkan kualitas rasa bersyukur kita kepada sang Pencipta dan terus pererat silaturahmi antar sesama,” ungkap Subaeta saat dihubungi melalui sambungan Whatsapp Sabtu 26 Maret 2022.
Tema yang diusung Pemdes Gunung Karamat kali ini adalah ‘Menyelaraskan Nilai Budaya dan Religi Menuju Desa Wisata’.
“Kami dari pemerintah desa berharap dengan adanya kegiatan yang bertemakan ‘Menyelaraskan Nilai Budaya dan Religi Menuju Desa Wsata’ bisa semakin membuat masyarakat dan Pemerintah Desa Gunung Karamat semakin selaras dengan budaya serta agama, untuk menuju desa wisata yang relijius,” sambungnya
Untuk memeriahkan acara tersebut Kades Subaeta juga menyebutkan pada kegiatan itu diselenggarakan Tahfidz Qur’an. Dan yang tak kalah menarik adalah pembuatan 1000 tumpeng oleh masyarakat
“Masyarakat Gunung Karamat secara bergotong-royong berhasil membuat seribu tumpeng. Saya pikir itu adalah sesuatu yang luar biasa. Karena tidak mudah untuk mewujudkan hal tersebut,” sambungnya
“Dengan keberhasilan pembuatan seribu tumpeng oleh masyarakat, saya bisa menilai hal tersebut menandakan akan adanya nilai-nilai kebersamaan, persaudaraan, gotong-royong, persatuan dan kesatuan di sesama warga Gunung Karamat itu sendiri,” jelas Subaeta
Pemerhati budaya Sunda Ruslan Raya menyebut kegiatan Papajar di Desa Gunung Karamat kali ini termasuk ke dalam suatu acara besar.
“Sebelumnya saya tidak ketahui apakah ada acara Papajar di Sukabumi yang menyelenggarakan acara sebesar ini. Apalagi acara kali ini dilakukan dengan pembuatan 1000 tumpeng. Luar biasa kalau menurut saya mah, ” puji Ruslan singkat
Harvi