
Hariansukabumi.com- Istilah harta karun sepertinya tak asing lagi di sekitar kita. Umumnya orang mengaitkan ini dengan penemuan uang atau benda berharga tak terduga di tempat tertentu.
Bukan tanpa asal usul, sebenarnya kata karun berasal dari sosok manusia bernama Qarun. Ia adalah salah satu orang paling kaya yang pernah hidup bumi.
Hidup satu zaman dengan Nabi Musa, cerita Qarun bahkan disebutkan di dalam Alquran untuk dapat jadi bahan pelajaran seluruh manusia di kemudian hari.
Memang ia dianugerahi kekayaan luar biasa. Namun sejarah tentangnya bukanlah karena kedermawanan, melainkan karena sikap sombong dan kikir. Itulah yang kemudian mengantarnya ke dalam akhir hidup yang mengenaskan.
Lantas seperti apa gambaran hidup seorang Qarun yang akhirnya mati ditenggelamkan bersama harta yang membuatnya sombong itu?
Dikisahkan pada awalnya Qarun adalah seorang miskin namun berilmu
Dan penganut ajaran Nabi Ibrahim yang taat. Selain terkenal berilmu, ia juga pandai membaca kitab Taurat yang diturunkan pada Nabi Musa. Kebetulan Qarun adalah masih tergolong saudara dekat kepada nabi Musa
Lantaran kehidupannya yang serba kekurangan kemudian ia memohon kepada Nabi Musa agar mendoakannya menjadi orang kaya.
Nabi Musa pun bersedia mendoakannya, dan doa tersebut dikabulkan oleh tuhan. Qarun lalu mendapat banyak keberuntungan. Selalu saja ia mendapatkan harta setiap harinya. Lama- kelamaan hartanya makin berlimpah.
Dengan modal yang telah ia dapat, Qarun semakin lihai dan beruntung dalam berdagang, dan Qarun berhasil memonopoli jalur perdagangan yang strategis di wilayah mesir.
Kesombongan pun mengiringi hari-harinya setelah diberi kekayaan oleh Tuhan. Ia seringkali menggunakan pakaian yang sangat mewah serta memamerkan kekayaannya kepada khalayak ramai.
Di suatu ketika Qarun pernah menampilkan kekayaannya saking banyaknya harus membutuhkan butuh 60 ekor Bighal (Keledai) hanya untuk membawa kunci dari gudang-gudang hartanya tersebut
Terlalu asik dengan berbisnis dan mengumpulkan harta, hingga membuat ia lupa bahwa kekayaan itu seperti air laut, yang semakin diminum semakin membuat dia haus.Qarun semakin terlena dan tidak mau mendengarkan nasehat dari siapa pun termasuk dari Nabi Musa yang telah mendoakannya kepada Tuhan.
Qarun merasa semua harta yang didapat tersebut adalah hasil kerja keras dari dirinya sendiri, tanpa campur tangan siapapun termasuk Tuhan maupun Musa. Qarun menjadi semakin tamak dan durhaka. Selain menolak sedekah dan membayar zakat, ia juga zalim kepada Nabi Musa yang dulu mendoakannya.
Alqur’an sendiri menyatakan kesombongan dan kedurhakaan Qarun tersebut pada surah al-Qashash ayat 78. ”Sesungguhnya, aku hanya diberi harta itu karena ilmu yang ada padaku.”
Bahkan lebih kejamnya lagi Qarun sempat melempar fitnah pada Nabi Musa atas tuduhan perbuatan serong dengan wanita.
Dia sangat membangkang dan durhaka terhadap seruan Nabi Musa, dan menyumpahi Nabi Musa celaka dan cepat mati. Ia lebih memilih untuk menyembah Sobek, dewa berkepala buaya serta dewa-dewa lainnya

Akibat kesombongan Qarun tersebut, ia kemudian diazab oleh Allah SWT dengan cara ditenggelamkan ke dalam perut bumi beserta seluruh harta yang selama ini dibanggakannya. Firman Allah “Maka Kami benamkan dia (Qarun) bersama rumahnya ke dalam bumi. Maka tidak ada baginya satu golongan pun yang akan menolongnya selain Allah, dan dia tidak termasuk orang-orang yang dapat membela diri.” (QS. al-Qashash [28]: 81).
Ia dan semua kekayaannya tenggelam di sebuah tempat yang sekarang dikenal dengan Bahirah Qarun atau Danau Qarun.
Yang tersisa dari kekayaannya tinggal puing-puing istana Qasru el-Qarun yang sekarang masih berdiri di Kota Fayyoum, tidak jauh dari Kairo, Mesir
Harvi