Hariansukabumi.com- Pemerintah Kabupaten Sukabumi sangat concern terhadap permasalahan stunting. Bahkan, berbagai upaya dilakukan agar tidak ada kasus stunting di Kabupaten Sukabumi.
Hari ini, Wakil Bupati Sukabumi H. Iyos Somantri membahas masalah stunting bersama sejumlah elemen. Hal itu dimulai dengan audiensi bersama Rumah Zakat hingga mengadakan pertemuan tim pakar audit kasus stunting. Semua kegiatan itu dilaksanakan di Pendopo Sukabumi, Kamis, 22 September 2022.
Wakil Bupati Sukabumi H. Iyos Somantri mengatakan, Pemda akan bersinergi dan berkolaborasi dengan Rumah Zakat dalam menurunkan angka stunting. Apalagi, Rumah Zakat siap berkontribusi melalui program desa bebas stunting di Kabupaten Sukabumi.
“Kami sangat bersyukur dan berterima kasih kepada Rumah Zakat yang mau bersinergi dan berkolaborasi dengan kami,” ujarnya.
Menurut H. Iyos, kehadiran Rumah Zakat diyakini mampu membantu penurunan angka stunting. Apalagi Rumah Zakat berkomitmen membantu penanganan stunting di Kabupaten Sukabumi..
“Semoga kehadiran Rumah Zakat bisa merealisasikan penurunan angka stunting,” ucapnya.
Dari sisi internal pun, Pemkab Sukabumi terus mengupayakan berbagai guna menghilangkan kasus stunting. Hal itu mulai dari audit hingga perumusan kebijakan untuk mrngintervensi stunting.
“Kami sudah sepakat menangani stunting secara berkesinambungan. Sehingga, tidak ada kasus baru. Hal itu dimulai dari pengecekan semua yang hamil muda,” ungkapnnya.
Sementara kasus yang ada terus ditangani dengan baik. Salah satunya melalaui pemenuhan gizi.
“Peran Posyandu pun sangat dibutuhkan dalam penanganan stunting ini,” bebernya
Branch Manager Rumah Zakat Bogor Uus Kusnadi mengatakan, lembaganya akan fokus di sejumlah desa dalam penanganan stunting di Kabupaten Sukabumi. Tak tanggung-tanggung, lembaga tersebut akan intervensi stunting di tingkat desa selama dua tahun.
“Selama 24 bulan kita akan fokus penanganan stunting di sejumlah desa. Berbagai hal di desa yang menjadi lokus, akan kami maksimalkan. Termasuk pemantauan hingga pembinaan dari sebelum kehamilan hingga anak tumbuh besar dengan baik,” terangnya.
Berbagai hal yang menjadi intervensinya antara lain, makanan bergizi, lingkungan, hingga air bersih. Sehingga, tiga hal itu akan menjadi fokusnya dalam penanganan stunting di tingkat desa.
“Selama dua tahun, kami akan memantau asupan gizinya, lingkungannya, hingga air bersihnya,” pungkasnya.