HARIANSUKABUMI.COM – Hamas mengklaim akan membebaskan para sandera jika Israel menghentikan pertempuran. Pemimpin senior Hamas, Moussa Abu Marzouk, menolak mengakui bahwa kelompoknya membunuh warga sipil di Israel.
Ia mengklaim bahwa hanya tentara dan wajib militer yang menjadi sasaran serangan Hamas. Namun, klaim ini sangat kontras dengan banyaknya video yang menunjukkan militan Hamas menembaki orang dewasa dan anak-anak yang tidak bersenjata.
Marzouk, wakil pemimpin politik Hamas, diwawancarai pada Sabtu, 4 November 2023, di Teluk. Dia adalah anggota paling senior yang berbicara kepada BBC sejak serangan mematikan itu.
Mengenai sejumlah sandera yang ditahan di Gaza, Marzouk menyatakan bahwa mereka tidak dapat dibebaskan selama Israel terus membombardir Gaza.
Baca juga : Rektor Universitas Diberi Tugas Penting dalam Rencana Menuju Indonesia Maju 2045 Oleh Presiden Jokowi
“Kami akan membebaskan mereka. Namun, kita harus menghentikan pertempuran” . pungkas Marzouk.
Otoritas kesehatan Gaza pada Senin mengumumkan bahwa lebih dari 10.000 warga Palestina di Gaza tewas akibat serangan balasan Israel sejak 7 Oktober.
Marzouk baru-baru ini melakukan perjalanan ke Moskow, Rusia, untuk membahas delapan sandera berkewarganegaraan ganda Rusia-Israel. Ia mengatakan anggota Hamas di Gaza telah mencari dan menemukan dua sandera perempuan dari Rusia, namun tidak dapat membebaskan mereka karena gempuran Israel yang intens.
Sejumlah laporan menyebutkan bahwa tidak seluruh sandera berada di tangan Hamas, beberapa ditawan oleh kelompok bersenjata lainnya.
Selain itu, dikabarkan pula bahwa Hamas hanya akan membebaskan sandera non-Israel.
“Jika Israel menghentikan pertempuran, kami dapat menyerahkan mereka ke Palang Merah” ucap Marzouk.
Editor : Aura Rahman