Hariansukabumi.com- Pemilu Legislatif (Pileg) dan Pemilihan Presiden (Pilpres) Serentak 2024 akan segera dilaksanakan pada tanggal 14 Februari 2024. Dalam pemilu ini, masyarakat Kabupaten Sukabumi akan memilih 50 anggota DPRD Kabupaten Sukabumi dari 6 daerah pemilihan..
Pemilihan anggota DPRD merupakan hal yang tak kalah penting dari Pilpres. Anggota DPRD memiliki peran penting dalam memperjuangkan aspirasi masyarakat dan mengawasi jalannya pemerintahan di daerah. Secara khusus untuk pemerintahan daerah Kabupaten Sukabumi.
Oleh karena itu, penting bagi masyarakat untuk memilih calon anggota DPRD Kabupaten Sukabumi yang berkualitas. Salah satu cara untuk menilainya adalah dengan melihat rekam jejak calon anggota tersebut.
Calon anggota DPRD yang memiliki rekam jejak yang hitam tidak layak untuk dipilih. Rekam jejak hitam menunjukkan bahwa calon tersebut tidak memiliki integritas dan moralitas yang baik.
Calon yang tidak memiliki integritas dan moralitas yang baik tidak dapat dipercaya untuk mewakili masyarakat di parlemen. Semoga saja. Pemilu 2024 adalah kesempatan bagi masyarakat untuk memilih pemimpin yang benar-benar memperjuangkan kepentingan mereka. jangan pernah termakan janji-janji manis para Caleg. Mari kita gunakan hak pilih dengan bijak. Sangat disayangkan bila hanya dengan amplop 50-100 ribu rupiah nasib masyarakat akan sengsara selama 5 tahun ke depannya. Oleh karena itu, kita harus berani menolak politik uang.
Sebab sebelumnya banyak ditemui caleg yang hanya mengobral janji, namun setelah mereka duduk di jabatannya, mereka seakan-akan amnesia, lupa terhadap apa yang telah mereka janjikan pada masyarakat.
Untuk itu sebelum memilih Caleg kita perlu melihat dan meneliti secara cermat segala sepak terjangnya sebelum ia mencalonkan diri sebagai Caleg.
Apa yang telah mereka berikan pada masyarakat, apakah sesuai janjinya dengan apa yang telah dia lakukan semasa dia menjadi anggota DPRD, apabila mereka sebagai petahana
Sebetulnya ada beberapa indikator yang dapat kita jadikan patokan, seberapa pantas kah mereka untuk menduduki jabatan tersebut.
Seperti indikator kualitatif, indikator ini untuk penilaian kualitas Perda yang mereka disahkan, lalu apakah anggaran sudah berkesesuaian dengan kebutuhan masyarakat, selanjutnya seberapa tingkat keberhasilan mereka dalam menyerap aspirasi masyarakat, ditambah dengan seberapa tinggi tingkat kehadiran mereka dalam rapat-rapat DPRD.
Selain indikator-indikator tersebut, keberhasilan anggota DPRD juga dapat dinilai dari beberapa aspek lain, seperti kemampuan anggota DPRD dalam memperjuangkan kepentingan masyarakat, keteguhan pendirian anggota DPRD dalam menyuarakan aspirasi masyarakat, kredibilitas dan integritas anggota DPRD, serta transparansi dan akuntabilitas anggota DPRD.
Apabila indikator-indikator itu telah terpenuhi maka layaklah mereka kembali untuk dipilih oleh masyarakat menduduki jabatan tersebut sebagai perwakilan mereka di parlemen
Apakah masyarakat Kabupaten Sukabumi puas dengan kinerja anggota DPRD? Mungkin sebagian besar menjawab belum puas.
Berdasarkan data BPS Kabupaten Sukabumi tahun 2022, sebanyak 186.280 ribu penduduk berada di bawah garis kemiskinan dan angka stunting masih tinggi. Hal ini menunjukkan bahwa ada kelemahan dalam pemerintah maupun anggota DPRD dalam meningkatkan taraf kehidupan dan kesehatan masyarakat
Masalah kesehatan dan kemiskinan bukan hanya tanggung jawab pemerintah daerah, melainkan juga tanggung jawab anggota DPRD. Pemerintah daerah memiliki tanggung jawab untuk menyusun dan melaksanakan kebijakan yang dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Anggota DPRD memiliki tanggung jawab untuk mengajukan kebijakan-kebijakan baru yang dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat, serta mengawasi pelaksanaan program-program pemerintah daerah yang terkait dengan penduduk miskin.
Penanggulangan masalah kesehatan dan kemiskinan tidak bisa hanya dengan data statistik saja. Pemerintah dan wakil rakyat harus terjun langsung ke lapangan untuk melihat kondisi masyarakat secara langsung.
Seberapa sering anggota DPRD melakukan kunjungan lapangan untuk melihat kondisi masyarakat?
Meski sebagian kecil anggota DPRD rutin melakukan kunjungan lapangan, kebanyakannya hanya melakukan kunjungan saat pemilu tiba. Hal ini membuat banyak masyarakat tidak mengenali wakilnya di parlemen.
Dan ketika mereka melakukan kunjungan di waktu reses pun, apakah mereka benar-benar menyerap aspirasi dari konstituen dan memperjuangkannya? Meskipun tidak dijabarkan, kemungkinan jawaban dari mayoritas masyarakat adalah tidak.
Artinya, masyarakat sebenarnya tidak mempercayai janji-janji para wakil rakyat.
Di sini ada sisi dilematis dari warga. Meskipun mereka tahu wakil rakyat tersebut telah membohongi mereka, namun mungkin karena iming-iming sejumlah uang, mereka mengabaikan permasalahan tersebut.
Maka dari itu untuk mencegah hal tersebut terulang kembali, masyarakat harus berani melaporkan adanya dugaan politik uang ke Bawaslu. Dengan melaporkan dugaan politik uang, Bawaslu dapat melakukan penyelidikan dan jika terbukti, maka caleg tersebut dapat dikenakan sanksi, dengan itu maka berkurang calon-calon yang tidak bermoral tersebut di parlemen.
Yang harus diingat, ketika wakil rakyat menggunakan politik uang untuk memenangkan pemilihan, maka besar kemungkinan mereka akan menggunakan jabatannya untuk mendapatkan keuntungan pribadi untuk mengganti biaya yang telah mereka keluarkan.
Untuk Kota/ kabupaten Sukabumi sendiri, ada beberapa Caleg Petahana yang saat ini mencalonkan diri kembali pernah diduga melakukan hal-hal yang tidak terpuji
Seperti adanya salah seorang anggota dewan yang kedapatan sedang berada di klub malam dan terlibat pemukulan terhadap seseorang, Kemudian yang belum lama ini terjadi adanya rumor yang menyebutkan anggota dewan yang menggasak uang bantuan ternak. Yang lebih parahnya ada di Kota Sukabumi, anggota DPRD Kota Sukabumi yang bernama Ivan Rusvansyah Trisya dituntut hukuman dua tahun penjara karena kasus penipuan. Bahkan Wakil Ketua DPRD Kota Sukabumi, yang bernama Jona Arizona juga ditangkap atas kasus penipuan dan penggelapan mobil rental pada tahun yang sama di 2023 ini
Sangat memalukan sekali bukan, perilaku mereka ini.
Untuk itu, agar kita tidak mengulangi kesalahan yang sama, mari kita lebih cerdas dalam memilih, baik itu calon presiden, gubernur dan wakil rakyat. Jangan pilih mereka-mereka yang mempunyai rekam jejak yang hitam, karena pertanggungjawaban kita tidak hanya di dunia saja melainkan hingga di akhirat kelak.
Azhar Vilyan
Warga Sukabumi