Hariansukabumi.com- Curah hujan deras yang mengguyur Kabupaten Sukabumi sejak sore hingga malam hari pada tanggal 6 Maret 2025 menyebabkan bencana longsor dan banjir di beberapa wilayah, termasuk Palabuhanratu, Simpenan, Warungkiara, dan Bantargadung, serta sejumlah kecamatan lainnya. Akibatnya, mobilitas masyarakat di beberapa ruas wilayah lumpuh total akibat longsor dan banjir.
Salah satu dampak terparah adalah terputusnya Jembatan Cicareh, jembatan yang menjadi akses penghubung tiga desa di Kecamatan Warungkiara dan Bantargadung. Jembatan tersebut hanyut terbawa arus Sungai Cicareh yang sangat deras. Kejadian ini mengakibatkan aktivitas masyarakat di dua desa, yaitu Desa Tarisi dan Desa Hegarmanah, terhenti total karena jembatan tersebut merupakan satu-satunya akses bagi masyarakat untuk kegiatan sehari-hari.
Menyikapi hal ini, Laskar Pasundan Indonesia (LPI) melalui Ketua Umumnya, Rohmat Hidayat, mendesak Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Sukabumi dan Pemerintah Provinsi (Pemprov) Jawa Barat untuk segera mengambil langkah cepat. Rohmat menegaskan bahwa Jembatan Cicareh merupakan akses vital bagi masyarakat untuk beraktivitas, termasuk usaha dan kegiatan lainnya.
“Terputusnya Jembatan Cicareh membuat masyarakat di dua desa tersebut terisolasi. Kami mendesak Pemkab Sukabumi dan Pemprov Jabar, khususnya Bupati Sukabumi dan Gubernur Jawa Barat, untuk segera mencari solusi tepat agar kegiatan masyarakat dapat kembali normal,” tegas Rohmat.
Rohmat juga menambahkan bahwa Desa Tarisi termasuk dalam kategori desa kumuh dan kurang mendapat perhatian, terutama selama dua periode pemerintahan Bupati Sukabumi sebelumnya. Menurutnya, perbaikan infrastruktur seperti jalan lingkungan baru dilakukan setelah adanya tekanan dari masyarakat.
“Jembatan yang terputus hari ini sebenarnya sudah menjadi perhatian sejak 2023 dan 2024. Kami telah menyampaikan hal ini langsung kepada dinas terkait dan Bupati Sukabumi sebelumnya, tetapi tidak ada tindakan nyata. Akibatnya, sekarang jembatan satu-satunya yang menjadi akses mobilisasi masyarakat hanyut, dan kegiatan masyarakat terhenti total,” pungkas Rohmat.