Hariansukabumi.com – Pasca bencana alam yang melanda Kabupaten Sukabumi pada 6 Maret 2025, Jembatan Bojong Kopo di ruas jalan nasional Bagbagan-Kiara Dua, Kecamatan Simpenan, mengalami kerusakan parah. Akibatnya, aktivitas warga Pajampangan dan sekitarnya lumpuh, karena jembatan tersebut hanya bisa dilalui kendaraan roda dua, sementara kendaraan roda empat tidak dapat melintas.
Anggota DPRD Kabupaten Sukabumi dari Fraksi Partai Gerindra, Taopik Guntur, meminta Kementerian PUPR membuka sementara Jembatan Bojong Kopo menjelang dan setelah Hari Raya Idul Fitri 1446 H. Ia mengusulkan sistem buka-tutup dengan pengawasan ketat untuk mengakomodir kebutuhan warga, khususnya di kawasan Geopark Ciletuh, yang mengandalkan jembatan tersebut sebagai akses utama menuju kota.
“Saya mewakili masyarakat Kabupaten Sukabumi, khususnya di wilayah selatan dan Geopark Ciletuh, memohon kepada dinas terkait untuk memberikan kebijakan sementara. Jembatan ini bisa dibuka selama 7 hari sebelum dan 7 hari setelah Idul Fitri, dengan pembatasan tonase kendaraan dan pengawasan ketat oleh pihak berwenang,” ujar Taopik, Kamis (20/6/2025).
Taopik juga menekankan pentingnya percepatan pembangunan jalan alternatif yang sedang dikerjakan. Menurutnya, jalan tersebut harus bisa dilalui kendaraan roda empat, bukan hanya pejalan kaki dan kendaraan roda dua. “Jalan ini sangat vital bagi masyarakat. Kami berharap proses pembangunan jembatan dan jalan alternatif bisa dipercepat, mengingat kebutuhan masyarakat yang mendesak,” tambahnya.
Ia berharap, semua pihak dapat mempertimbangkan kondisi masyarakat dan tidak ada pihak yang dirugikan atau mengambil keuntungan dari bencana ini. “Semoga keluh kesah masyarakat bisa dipahami, dan tidak ada lagi yang menjadi korban dari bencana ini,” pungkas Taopik.
Anwar*