Hariansukabumi.com – Sekitar 10 hektar persawahan di Kampung Cimarinjung, RT 001/RW 009, Dusun Gunung Batu, Desa Ciwaru, Kecamatan Ciemas, Kabupaten Sukabumi, terendam banjir akibat pendangkalan saluran irigasi Ciporeang-Cimarinjung. Kejadian ini terjadi pada Senin (7/4/2025) dan mengakibatkan kerugian mencapai ratusan juta rupiah bagi petani setempat.
Menurut Ketua Kelompok Tani (Poktan) Sinar Pantai, H. Eden Permana, banjir ini terjadi akibat pendangkalan saluran irigasi pasca-bencana banjir 6 bulan lalu yang menyebabkan material longsoran tanah dan batu menumpuk di aliran irigasi.
”Sampai hari ini belum ada tindakan serius dari pemerintah atau dinas terkait untuk meninjau lokasi yang menggenangi sawah seluas 10 hektar. Padahal, ini adalah sawah produktif yang bisa ditanam 3 kali dalam setahun,” ujar Eden.
Eden menjelaskan bahwa Dinas Pertanian Kabupaten Sukabumi pernah membangun irigasi baru setahun lalu, tetapi proyek tersebut tidak efektif karena terkendala penolakan warga.
Sebagian masyarakat menolak pembangunan pipanisasi yang melintasi tanah mereka karena khawatir debit air tinggi akan meluap ke pemukiman. Akibatnya, saluran irigasi yang dibangun pemerintah tidak berfungsi maksimal,” jelasnya.
Eden mengungkapkan bahwa masalah banjir ini bukan hal baru. Sawah di Cimarinjung sudah sering terendam selama lebih dari 5 tahun karena pendangkalan parah di saluran irigasi.
“Irigasi Ciporeang-Cimarinjung sepertinya belum pernah mendapat perhatian serius dari pemerintah. Kami bingung, apakah ini kewenangan Dinas PSDA atau Dinas Pertanian,” tambahnya.
Selain merendam sawah, banjir juga kerap meluap ke pemukiman warga saat hujan deras karena elevasi saluran irigasi lebih tinggi daripada sawah.
Eden berharap pemerintah segera turun tangan melakukan normalisasi saluran irigasi.
”Kami mohon respons cepat dari dinas terkait. Petani terus merugi, dan jika tidak segera ditangani, kerugian akan semakin besar,” pungkasnya.
Anwar*