HARIANSUKABUMI.COM– Warga Kampung Cibuntu, Desa Cibuntu, Kecamatan Simpenan, Kabupaten Sukabumi, harus rela menggunakan rakit buatan Bah Iyeh (55), saat menyebrangi sungai Cimandiri untuk beraktivitas.
Pasalnya, jembatan pelangi yang menghubungkan Desa Cibuntu dan Desa Tonjong, Kecamatan Palabuhanratu tersebut di terjang derasnya air sungai Cimandiri pada Selasa (9/11/2021) lalu.
Bah Iyeh mengatakan, rakit sengaja dibuat untuk membantu mempermudah dan mempersingkat waktu tempuh warga saat akan melakukan aktivitas berkebun ataupun ke Pasar Citarik.
“Ya, ini sebagai alat transportasi warga menyebrang sungai. Ini operasi sudah 3 bulan pasca jembatan pelangi roboh,” ujar Bah Iyeh, kepada hariansukabumi.com, Kamis (13/1/2022).
Bah Iyeh mengaku dalam satu hari kurang lebih sebanyak 50 orang warga Cibuntu menggunakan rakit untuk menyebrang sungai Cimandiri tersebut, karena bisa memangkas waktu tempuh saat akan pergi ke kebun ataupun ke Pasar Citarik.
“Kalau mau nyebrang pakai rakit ini, kita gak patok harga. Ada yang ngasih Rp 4 ribu ada juga Rp 5 ribu pulang pergi. Terus kalau lewat sini kan dekat, misalnya kalau lewat sini cukup Rp 10 ribu tapi kalau lewat sana (Jalan Raya Cibuntu-Cidadap) bisa sampai Rp 50 ribu,” terangnya.
Menurutnya, dirinya berinisiatif membuat rakit dari bambu tersebut untuk membantu warga dengan biaya sendiri, dengan menghabiskan anggaran kurang lebih Rp 3 juta.
“Ini penghubung Desa Cibuntu sama Desa Tonjong, Desa Bojonggaling juga bisa. Rakit dioperasikan setiap harinya mulai dari pukul 06.00 WIB hingga pukul 18.00 WIB,” pungkasnya.
Reporter : Edo
Editor : Hergon