Hariansukabumi.com- Banyak masyarakat indonesia khususnya di era 90-an yang telah mengenal baik sosok Doel, Sarah maupun Zainab yang menjadi sosok penting dalam film ‘Si Doel Anak Sekolahan’ namun sedikit dari masyarakat yang mengetahui siapa pembuat cerita film yang dibintangi artis papan atas kala itu, Rano Karno, Bemyamin.S. Mandra, Cornelia agatha, Maudy kusnaidi, serta Basuki tersebut
Sebetulnya dalam dunia sastra nama Aman Datuk Madjoindo sudah sangat dikenali dan tidak asing lagi Terutama dalam dunia cerita anak.
Aman lahir di Supayang, Solok, Sumatera Barat pada tahun 1896.
Aman kecil bersekolah di Inlansche School(Sekolah Bumiputera) tahun 1906-1911.
Aman yang mulai remaja bercita-cita ingin menjadi seorang pengarang. Selain itu, ia juga ingin menjadi redaktur dan penerjemah.
Cita-citanya itu kesampaian ketika Balai Pustaka pada waktu itu membutuh kan penerjemah buku anak-anak berbahasa Belanda ke dalam bahasa Melayu.
Sebagai bekal untuk menambah ilmu dan perbendaharaan kata bahasa ia pun mendalami dengan serius bahasa Belanda dengan mengikuti kursus
Setelah lulus kursus, kemudian Aman diangkat menjadi redaktur. Setelah menjadi redaktur. Pada kesemmpatan itulah bakatnya berkembang dengan pesat. Mulai dari menyadur menerjemah hingga menyusun karangan.
Aman bekerja di Balai Pustaka bersama Nur Sutan Iskandar yang menjadi Meleische Redactuur ‘Redaksi bahasa Melayu’. Selain bersama Nur Sutan Iskandar, Aman juga berkenalan dengan staf redaksi yang lain, yaitu Tulis Sutan Sati, Sutan Muhammad Zein, dan Sutan Pamuntjak. Menurut pengakuan Aman Sutan Pamuntjak banyak mempunyai andil dalam perjalanan kariernya.
Aman mempunyai keinginan untuk mengarang cerita tentang anak-anak Betawi asli yang tidak mau bersekolah dan hanya mengaji saja, sehingga ketinggalan dari teman-temannya yang datang dari luar Betawi.
Sehingga keinginan itu diwujudkan dalam karyanya yang berjudul “Si Dul Anak Betawi” yang diterbitkan oleh Balai Pustaka pada tahun 1932.
Cerita itu dibuatnya dengan menggunakan dialek Betawi (Jakarta). Karya Aman itu sangat terkenal walaupun ditulisnya hanya dalam waktu dua sampai tiga bulan saja.
Meskipun karangan itu ditulis dengan waktu yang relatif cepat tapi ceritanya sangat asik untuk dibaca.
Novel tersebut pun jadi sangat terkenal dan menjadi perhatian para insan film tanah air. Kemudian novel tersebut diangkat jadi film layar lebar pada tahun 1972 dan ditayangkan perdana di layar kaca pada tahun 1994 oleh TV swasta. Ternyata film dari cerita novel putra dari tanah Minang yaitu Aman Datuk Madjoindo itu sangat digemari pada tahun 90-an hingga diputar di 2 stasiun tv besar di tanah air
Selain dari novel Si Doel Anak Sekolahan Aman juga menulis.
“Sebabnya Rafiah Tersesat.
Nyingkirkeun Rurubed, Menebus Dosa,
Si Cebol Rindukan Bulan,Rusmala Dewi.
Perbuatan Dukun, Sampaikan Salamku Kepadanya,dll.
Aman Datuk Madjoindo adalah seorang karyawan yang tekun bekerja, tetapi kurang memperhatikan kesehatan. Akibatnya, ia terserang sakit paru-paru dan harus dirawat di Sanatorium Cisarua Bogor. Karena penyakitnya, pada tahun 1927, ia mengambil cuti dan istirahat di Solok, kota kelahirannya. Ia memilih Solok karena udaranya sama dengan di daerah Cisarua. Namun, di Solok ternyata ia tidak dapat beristirahat. Akibatnya, kesehatannya tidak juga bertambah baik. Setelah cutinya habis, ia kembali ke Jakarta. Akan tetapi, baru beberapa bulan bekerja, ia harus kembali ke Sanatorium.
Kemudian pada tanggal 5 September 1969 (umur 73) ia pun menghadap sang Ilahi di tanah kelahirannya Solok, Sumatra Barat
Azhar Vilyan
Dari berbagai sumber