HARIANSUKABUMI.COM – Konflik yang terus berlanjut antara Israel dan Hamas dan dampaknya pada pasokan minyak menjadi perbincangan dalam teks tersebut. Selat Hormuz, yang merupakan jalur transit minyak terpenting di dunia, dipantau oleh pengamat pasar untuk melihat apakah perang Israel-Hamas memengaruhi jalur vital ini.
Selat Hormuz terletak antara Oman dan Iran dan merupakan jalur penting yang menghubungkan produsen minyak mentah di Timur Tengah dengan pasar dunia. Sekitar seperlima produksi minyak global mengalir melalui jalur ini setiap hari.
Perang Israel-Hamas yang telah berlangsung selama hampir empat minggu memunculkan risiko konflik yang lebih luas di kawasan Timur Tengah. Amerika Serikat (AS) telah mendukung Israel dengan mengerahkan aset militer di wilayah tersebut untuk melawan serangan roket yang didukung Iran dari Lebanon dan Suriah.
Baca juga : “Kisah Semangka: Simbol Baru untuk Memperkuat Suara Palestina”
Dalam teks itu juga dinyatakan bahwa pembalasan Israel terhadap Iran berisiko menutup Selat Hormuz dan mengakibatkan harga minyak melonjak. Iran adalah salah satu produsen minyak utama, dan dukungannya terhadap kelompok seperti Hamas dan Hizbullah telah membuatnya menjadi sasaran serangan Israel.
Meskipun risiko konflik yang lebih luas masih ada, beberapa ahli industri meyakini bahwa penutupan Selat Hormuz sangat tidak mungkin terjadi. Produsen minyak utama seperti Arab Saudi, Iran, dan Kuwait masih sangat bergantung pada pendapatan yang diperoleh dari akses ke selat tersebut.
Beberapa analis juga membagikan pandangan serupa. Mereka menganggap bahwa kemungkinan terjadinya penurunan pasokan minyak yang parah sebagai akibat gangguan di Selat Hormuz kemungkinan besar tidak akan terjadi.
Teks tersebut juga mencatat bahwa beberapa negara Arab telah mengutuk tindakan Israel di Gaza dan pelanggaran hukum internasional. Meski Israel mengklaim bahwa mereka hanya menargetkan teroris, negara-negara Arab lainnya mengecam serangan tersebut dan melihatnya sebagai penargetan terhadap warga sipil.
Editor : Aura Rahman