HARIANSUKABUMI.COM – Calon Presiden 2024, Ganjar Pranowo, menyampaikan program alternatif untuk hilirisasi selain fokus pada nikel. Menurutnya, potensi hilirisasi melibatkan sektor-sektor lain seperti kelautan, pertanian, dan perkebunan.
“Kenapa kita tidak melakukan hilirisasi di sektor kelautan? Kenapa kita tidak melakukan hilirisasi di sektor pertanian dan perkebunan yang unggul? Mengapa tidak ada pembicaraan tentang produk kosmetik atau farmasi dari bahan-bahan tersebut?” ujar Ganjar dalam keterangan pers yang diterima pada Jumat (10/11/2023). detik.com
Ganjar juga menyoroti pentingnya mempertimbangkan alternatif hilirisasi dari sektor kelapa sawit. Menurutnya, hal ini penting untuk memperluas cakupan pengolahan lanjutan dengan lebih efisien.
“Sebagai contoh, memanfaatkan produk kelapa sawit untuk keperluan kosmetik dan farmasi,” tambah Ganjar.
Selain itu, Ganjar mengkritik penggunaan skema pembangunan berbasis lahan (land-based oriented) di Indonesia. Menurutnya, kecenderungan tersebut lebih memudahkan pelaksanaan proyek, terutama dalam hal ekstraksi batu bara.
“Mengapa sekarang kita berorientasi pada lahan? Karena itu yang menarik dan mudah. Maaf, tetapi jika ada batu bara, tinggal diambil saja,” ungkap Ganjar.
Hilirisasi Membutuhkan Payung Hukum
Ganjar menekankan perlunya regulasi yang jelas dari hulu ke hilir untuk mewujudkan konsep hilirisasi baru, terutama dalam sektor kemaritiman. Ia juga menyoroti pentingnya pengembangan infrastruktur pendukung seperti cold storage dan ketersediaan bahan bakar.
“Perhatian harus diberikan secara merata, termasuk memberikan perhatian dan afirmasi pada tingkat mikro. Fasilitasi diberikan agar pertumbuhan ini dapat berkembang. Jika berkembang, dampak positifnya akan besar,” tambah Ganjar.
Ganjar yakin bahwa dengan pendekatan alternatif strategis dalam memperluas skema pengolahan lanjutan di Indonesia, hilirisasi dapat menggali potensi dari sektor kelautan, pertanian, dan perkebunan.
“Oleh karena itu, diperlukan regulasi yang memadai dan infrastruktur pendukung untuk mendorong pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan,” tandasnya.
Editor : Aura Rahman