Hariansukabumi.com- Dinas Perkebunan Provinsi Jawa Barat (Disbunjabar) bekerja sama dengan Dinas Pertanian Kabupaten Sukabumi mengadakan kegiatan Penerapan Pengendalian Hama Terpadu (PHT) bagi Kelompok Tani (Poktan) Putra Gunung di Desa Ciemas, Kecamatan Ciemas, Kabupaten Sukabumi, Jawa Barat, pada Selasa (27/08/2024).
Mithahuljanah, Pengendali Organisme Pengganggu Tumbuhan (POPT) Balai Perkebunan Disbunjabar, menjelaskan bahwa kegiatan ini bertujuan untuk memberikan pemahaman kepada petani cengkeh mengenai tata cara penerapan dan pengendalian hama dengan memanfaatkan bahan-bahan organik yang tersedia di sekitar.
“Kegiatan Penerapan PHT ini berlangsung selama lima minggu dengan lima kali pertemuan. Selama kegiatan, petani diberikan materi tentang jenis-jenis hama dan penyakit yang sering menyerang tanaman cengkeh serta tindakan pengendalian yang tepat untuk masing-masing jenis. Selain itu, petani juga berkesempatan untuk mempraktikkan langsung pembuatan obat dengan menggunakan bahan baku organik,” ujar Mithahuljanah.
Ia menambahkan bahwa dalam PHT ini, para petani didorong untuk memanfaatkan potensi alam sekitar dengan menggunakan bahan-bahan organik, sehingga penggunaan pupuk dan obat kimia seperti pestisida dapat diminimalkan. “Penggunaan pestisida kimia sebaiknya dijadikan alternatif terakhir jika teknik pengendalian lain kurang efektif,” jelasnya.
Mithahuljanah berharap agar petani cengkeh yang telah mengikuti kegiatan ini dapat mengembangkan teknik-teknik pengendalian hama berbahan dasar organik secara mandiri, sehingga ketergantungan terhadap pupuk dan obat jenis pestisida dapat berkurang, atau bahkan dihentikan sama sekali. “Dengan demikian, petani akan siap jika subsidi pestisida dicabut oleh pemerintah. Selain itu, penggunaan pupuk dan obat organik lebih ramah lingkungan,” tambahnya.
Ketua Poktan Putra Gunung, Toto Abduloh, menyampaikan rasa terima kasihnya kepada Disbunjabar yang telah menyelenggarakan kegiatan ini. “Kegiatan ini sangat bermanfaat bagi kami dalam mengendalikan hama di kebun cengkeh. Melalui pelatihan ini, kami jadi lebih paham bagaimana cara mengendalikan hama dengan efektif,” ungkap Toto.
Toto juga menambahkan bahwa pelatihan ini tidak hanya memberikan teori, tetapi juga praktek langsung cara pembuatan pupuk dan obat dari bahan-bahan organik yang tersedia di sekitar, seperti keong sawah, air kelapa, bekas air cucian beras, rumput liar, dan buah-buahan yang jatuh.
Anwar*