Hariansukabumi.com-;Dengan resminya pasangan calon (Paslon) Iyos Somantri-Zaenul S. mendaftar di KPUD Kabupaten Sukabumi pada Kamis, 29 Agustus 2024, Pilkada Kabupaten Sukabumi tahun ini dipastikan hanya akan diikuti oleh dua pasangan calon. Pilkada ini akan menjadi pertarungan head-to-head antara Paslon Asep Japar-Andreas dan Iyos Somantri-Zaenul.
Kepastian tersebut mengunci kemungkinan adanya pasangan calon lain yang akan maju dalam kontestasi politik lima tahunan ini. Dengan hanya dua Paslon yang bertarung, persaingan diprediksi akan semakin ketat dan intens, mengingat kedua kubu memiliki basis dukungan kuat dari partai-partai besar.
Paslon Asep Japar-Andreas mendapat dukungan dari koalisi yang terdiri dari Partai Golkar, PKB, PPP, PAN, dan Partai Gelora. Di sisi lain, Paslon Iyos Somantri-Zaenul Ulum didukung oleh koalisi besar yang terdiri dari 13 partai, termasuk PKS, Demokrat, Gerindra, dan PDI-P. Dengan dukungan kuat di parlemen dan partai-partai besar, Pilkada Sukabumi 2024 ini diperkirakan akan menjadi salah satu pertarungan terpanas dalam sejarah politik Sukabumi.
Hitungan suara di atas kertas menunjukkan bahwa Paslon Iyos-Zaenul unggul tipis dari Paslon Asep Japar-Andreas. Dalam kondisi ini selain dari ‘amunisi’ yang cukup, adu mekanik antara konsultan politik, dukun politik, dan tim sukses di kedua kubu akan diuji dalam memperebutkan setiap suara dari masyarakat Kabupaten Sukabumi. Keberhasilan mereka dalam mengarahkan strategi dan taktik akan menjadi kunci untuk memenangkan pertarungan.
Dukungan PDI-P yang Terlambat:
Menarik untuk mengulas dukungan PDI-P yang datang di menit-menit akhir. Dukungan ini diberikan tepat setelah surat deklarasi pasangan Iyos-Zaenul ditandatangani oleh para ketua partai pendukung di panggung acara di Lapangan Sekarwangi, Kecamatan Cibadak. Kemunculan dukungan PDI-P ini memunculkan berbagai spekulasi, terutama terkait dinamika internal di tubuh PDI-P dan pertimbangan strategis yang mungkin diambil sebelum akhirnya memberikan restunya kepada koalisi Iyos-Zaenul.
Terlambatnya dukungan tersebut tentu menimbulkan tanda tanya di kalangan masyarakat dan wartawan. Spekulasi bahwa lamanya waktu yang dibutuhkan oleh PDI-P untuk memberikan dukungan disebabkan oleh adanya negosiasi internal yang alot. Hal ini diperkuat dengan pernyataan Ketua DPC PDI-P, Paoji, dalam konferensi pers di KPUD Kabupaten Sukabumi, di mana ia mengakui bahwa keputusan untuk mendukung Iyos-Zaenul baru diberikan oleh Ketua Umum PDI-P pada Rabu sore kemarin.
PDI-P di Kabupaten Sukabumi makin Melemah?
Sangat disayangkan, partai sebesar PDI-P, yang merupakan pemenang Pemilu 2024, terlihat seolah-olah kehilangan tarimgnya di Kabupaten Sukabumi. Partai yang dikenal sebagai partainya wong cilik ini benar dibuat ‘cilik’ oleh keadaan dan sekarang justru harus mengekor dengan koalisi yang sudah terbentuk, tanpa ada pilihan lain. Keputusan ini seperti menelanjangi kelemahan PDI-P di Sukabumi, yang kini diibaratkan sebagai “macan ompong”—mengaum sih masih mengaum, tetapi sudah tidak dianggap Akibatnya, PDI-P terpaksa mengikuti arus, alih-alih memimpin dengan kekuatan yang mereka miliki. Mungkin, inilah salah satu alasan Yudi Suryadikrama digeser dari kursi Ketua DPC PDI-P dan digantikan oleh Paoji karena tidak bisa menempatkan posisi yang strategis bagi PDI-P di Kabupaten Sukabumi
Dan tentunya juga keterlambatan dukungan PDI-P ini tentu bisa mengubah komposisi kimia di antara partai-partai pendukung. Posisi PDI-P yang datang di menit-menit akhir akan berbeda di mata partai pengusung lainnya dibandingkan dengan partai yang sudah memberikan dukungan sejak jauh-jauh hari. Apalagi, hubungan antara PKS sebagai partai pendukung dan penggagas awal bagi Iyos dengan PDI-P selama ini dinilai kurang harmonis oleh publik. Kondisi tersebut bisa saja menciptakan ketidaknyamanan dan berpotensi mempengaruhi soliditas koalisi dalam menghadapi Pilkada.
Keputusan PDI-P untuk mendukung Iyos-Zaenul, meski memperkuat koalisi secara angka, namun belum tentu bisa mengubah angka tersebut menjadi kemenangan yang nyata.
Akhirul Kalam penulis mengucapkan selamat kepada Partai PKS, yang menurut penulis telah mendapatkan Combo, kemudian Demokrat yang kebagian Big Mac, dan yang lainnya harus puas dengan mendapatkan combro.
Azhar Vilyan
Warga sukabumi