Hariansukabumi.com- Seorang pria tua bernama Jajang hidup sebatang kara di sebuah gubug reyot berukuran 3×4 di ke RT-an 03/07 yang masuk ke dalam wilayah pemerintah Desa Tenjojaya Kecamatan Cibadak Kabupaten Sukabumi.
Bangunan yang sudah tidak layak disebut rumah tersebut, masih saja berusaha untuk tetap berdiri, meski sudah banyak kayu-kayu penyangga di sana-sini sebagai penahan agar bangunan itu tidak roboh ke tanah.
Selain itu bangunan gubug itu sudah banyak yang bocor, sehingga apabila hujan, Jajang mengaku sering kedinginan karena rembesan air yang masuk melalui celah genteng dan dinding yang bocor ke dalam gubug nya
“Bahkan kalau hujannya lebat saya tidak bisa tidur sampai ke esokan paginya. Tapi kadang-kadang ada juga tetangga yang berbaik hati untuk menyuruh saya tidur di rumah mereka, jika terlihat tanda-tanda akan turun hujan deras,” ungkap Jajang pada hariansukabumi.com saat menyambangi kediamannya, Kamis 27/1/22
Jajang mengaku kini tinggal seorang diri di gubug tersebut, setelah di tinggal mati oleh istrinya sejak 6 tahun silam, akibat sakit keras yang tak kunjung sembuh
“Istri saya meninggal sekitar 6 tahun yang lalu, akibat sakit keras. Sejak itu saya tinggal sendiri di sini. Sebelumnya kami bersama di tempat ini lebih kurang selama 15 tahun lamanya,” kenang Jajang
Sedangkan untuk menutupi kebutuhan sehari-hari, Jajang mengatakan dia melakukan hal apa saja, tetapi biasanya ia menyebutkan seringkali menjadi buruh cangkul di lahan milik orang lain.
“Saya bekerja melakukan apa saja yang bisa saya lakukan, tetapi seringnya sebagai buruh cangkul di lahan warga.
Untuk upahnya sendiri saya bisa mendapatkan 50 rb perharinya. Namun pekerjaan itu tidak ada setiap hari, kadang-kadang 2-3 hari baru ada.
Rata-rata mungkin 20 ribu lah pendapatan tetap saya per-harinya” jelas Jajang
Melihat kondisi diri dan tempat tinggalnya yang terpampang jelas menggambarkan keprihatinan yang dalam tersebut, anehnya bisa luput dari pandangan pemerintah desa maupun daerah.
Karena menurut penjelasan Jajang sampai saat ini belum ada pihak dari pemerintah desa ataupun daerah yang telah membantunya
“Belum pernah. Belum, belum ada bantuan dari desa, ataupun pemerintah daerah. Pernah beberapa tahun yang lalu aparat desa datang ke sini dan mengambil gambar rumah saya. Saat itu mereka mengatakan, nanti akan ada bantuan untuk perbaikan rumah dari pemerintah. Tetapi sampai saat ini, seperti yang bapak lihat, rumah saya masih tetap seperti ini, belum berubah samasekali.” Bebernya
“Iya, mungkin bantuan yang telah dijanjikan tersebut belum menjadi rezeki saya. Karena yang hidup seperti saya ini di Sukabumi mungkin banyak. Jadi saya hanya bisa bersabar saja untuk menunggu giliran.” Tutup Jajang, memendam harapannya
Wartawan : Almi’at + Wahyu
Editor : Azhar Vilyan