HARIANSUKABUMI.COM – Cuaca panas yang menyengat yang melanda Indonesia diprediksi akan berlanjut hingga November 2023. Salah satu faktor penyebabnya adalah fenomena “clear sky” atau langit cerah tanpa awan.
Menurut peneliti Klimatologi Pusat Iklim dan Atmosfer Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN), Erma Yulihastin, fenomena “clear sky” ini terjadi sejak bulan September 2023 dan telah meningkatkan suhu maksimum di sebagian wilayah Indonesia, menjadikannya lebih panas dibandingkan bulan Juli dan Agustus.
“Cuaca panas ini kemungkinan akan bertahan hingga Oktober, dan jika kondisi langit cerah ini terus berlanjut, bisa berlanjut hingga November,” kata Erma kepada CNBC Indonesia. cnbcindonesia.com
Baca juga : Fatayat NU Menganugerahi Erick Thohir Sebagai Pendukung Utama Pemberdayaan Perempuan
Menurutnya, “clear sky” dapat berlangsung terus menerus, terutama jika ada dua fenomena iklim, yaitu El Nino dan Indian Ocean Dipole (IOD) positif. Kedua fenomena ini telah mengakibatkan musim kemarau yang lebih ekstrem dan kering di Indonesia.
Selain suhu yang tinggi, “clear sky” juga membawa potensi ancaman lain, termasuk peningkatan radiasi UV, suhu maksimum yang lebih tinggi pada siang hari, kelembapan rendah, polusi udara yang bertahan lama, dan meningkatnya risiko kebakaran hutan dan lahan.
Dalam beberapa hari terakhir, suhu maksimum harian di Indonesia mencapai 35 hingga 36,6 derajat Celsius, sesuai dengan data Badan Meteolorogi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG).
Erma memperingatkan bahwa fenomena “clear sky” harus diwaspadai karena dapat memperburuk dampak El Nino, yang dapat berdampak negatif pada berbagai sektor, termasuk pertanian dan lingkungan.
Pemerintah dan masyarakat diharapkan untuk mengambil tindakan pencegahan dan kewaspadaan selama periode cuaca panas ini agar dapat menghadapinya dengan lebih baik.
Baca juga : Presiden Jokowi Mendorong Pembentukan Organisasi Baru untuk Mengelola Transportasi Umum di Jabodetabek
Editor : Aura Rahman