HARIANSUKABUMI.COM – Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemenkominfo) mengungkapkan peningkatan drastis hoaks terkait Pemilu 2024 dalam setahun terakhir.
Menurut Menteri Komunikasi dan Informatika, Budi Arie Setiadi, hingga 26 Oktober 2023, telah tercatat 98 hoaks terkait pemilu. Hal ini merupakan peningkatan yang signifikan jika dibandingkan dengan tahun sebelumnya yang hanya mencatat 10 hoaks seputar pemilu.
Peningkatan drastis hoaks pemilu terjadi mulai Juli 2023 dan terus berlanjut hingga Oktober 2023. Bahkan, pada data terbaru Kemenkominfo pada 27 Oktober 2023, terdapat tambahan 3 hoaks baru.
Facebook menjadi platform media sosial dengan jumlah penyebaran hoaks pemilu terbanyak. Hingga saat ini, Kemenkominfo telah mengajukan penurunan 454 konten kepada Meta, perusahaan induk Facebook.
Baca juga : Ketum PBNU Ajak Para Santri Berjuang dalam Membangun Negeri
Meskipun Facebook menjadi platform utama penyebaran hoaks pemilu, hoaks juga terdistribusi di platform lain seperti TikTok, YouTube, Snack Video, Twitter, dan Instagram.
Kehadiran hoaks di ruang digital Indonesia telah menciptakan gangguan informasi, khususnya dalam konteks pesta demokrasi yang harusnya dirayakan secara positif.
Budi menekankan bahwa hoaks dan disinformasi tidak hanya menyasar calon presiden dan wakil presiden, tetapi juga mencakup KPU dan penyelenggaraan pemilu, yang dapat merusak tingkat kepercayaan masyarakat.
Untuk mengatasi masalah ini, Budi mengharapkan agar seluruh masyarakat Indonesia lebih berhati-hati sebelum membagikan informasi di media sosial atau aplikasi perpesanan. Upaya ini diharapkan dapat mencegah penyebaran hoaks pemilu yang dapat mengurangi kualitas demokrasi dan menciptakan polarisasi.
Kemenkominfo juga telah mendorong kampanye “Awas Hoaks Pemilu” sebagai pengingat bagi masyarakat agar lebih berhati-hati dalam berbagi informasi terkait pemilu.
Editor : Aura Rahman