HARIANSUKABUMI.COM – Bekasi, Jawa Barat, kini menjadi pusat perbincangan karena suhunya yang mencapai 38,7 derajat Celsius (°C). Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) menjelaskan bahwa kondisi panas ini disebabkan oleh cuaca cerah yang memungkinkan sinar matahari berpendar dengan sangat kuat di wilayah tersebut.
Kabid Prediksi dan Peringatan Dini Cuaca BMKG, Miming Saepudin, mengungkapkan bahwa data dari Automatic Weather Station di wilayah Bojong Mangu, Bekasi, mencatat suhu sekitar 38°C pada hari ini, melebihi kondisi sebelumnya yang mencapai 38,5°C.
Selain itu, ia menjelaskan bahwa suhu maksimum di beberapa kota besar di Indonesia yang terletak di selatan garis khatulistiwa cenderung mencapai puncaknya pada bulan September hingga Oktober menurut data klimatologis selama 30 tahun (1991-2021).
Baca juga : Surya Paloh, Ketua Umum NasDem, Membahas Putusan MK tentang Batas Usia Capres/Cawapres 2024
Kondisi cuaca yang cerah dengan minimnya pertumbuhan awan dan rendahnya tingkat kelembapan udara menjadi faktor dominan yang menyebabkan kondisi terik di sebagian besar wilayah Indonesia, termasuk Bekasi.
Miming Saepudin juga mencatat bahwa fenomena astronomis, seperti pergerakan matahari ke selatan garis khatulistiwa, juga memengaruhi intensitas sinar matahari di wilayah selatan garis khatulistiwa, seperti Jawa dan Nusa Tenggara.
Namun, suhu ekstrem ini diperkirakan akan berlangsung hingga Oktober, karena cuaca cerah dan minimnya pertumbuhan awan masih mendominasi di siang hari. Sementara itu, pada bulan November, beberapa wilayah Indonesia mulai memasuki masa peralihan musim, sehingga suhu udara kemungkinan akan turun akibat adanya potensi hujan.
Panas ekstrem ini mengingatkan kita akan perubahan iklim global yang semakin ekstrem, yang dapat memengaruhi suhu dan cuaca di berbagai wilayah di seluruh dunia.
Dalam kondisi seperti ini, penting bagi masyarakat untuk mengambil tindakan pencegahan, seperti menjaga kesehatan, menghindari paparan langsung sinar matahari, dan mematuhi aturan keselamatan yang berlaku di wilayah mereka.
Selain itu, perhatian terhadap perubahan iklim dan upaya mengurangi dampak negatifnya juga menjadi hal yang krusial dalam jangka panjang.
Editor : Aura Rahman